Rabu, 28 November 2012

Anda adalah Apa yang Anda Pikirkan

Seorang peneliti dari Jepang, telah melakukan penelitian-penelitian dan penemuan tentang hubungan antara pikiran dan materi dengan menggunakan kristal-kristal air. Dengan menggunakan mikroskop yang sangat kuat dan teknik pemotretan berkecepatan tinggi di ruangan yang sangat dingin, ia memotret kristal-kristal air yang beku. Ia menemukan bahwa kristal-kristal berubah ketika pikiran-pikiran yang spesifik dan terpusat diarahkan kepada mereka. Misalnya, ketika ia menyajikan kata-kata (tertulis atau diucapkan) dan musik yang indah, maka ia mengamati bahwa air berkembang ke dalam pola-pola yang kompleks dan indah serta berwarna-warni seperti serpihan salju. Tetapi apabila air yang dipaparkan terhadap pikiran yang berenergi rendah, misalnya emosi negatif, seperti takut, marah, atau benci maka ia memiliki pola-pola yang berwarna buram dan tidak simetris. Dari penelitian ini dan penelitian serupa lainnya, menjadi mudah dibayangkan, bagaimana kata-kata dan pikiran bisa berdampak sama pada tubuh manusia, karena 70 % dari tubuh kita adalah air, sebagaimana bumi itu sendiri.

Ini adalah filosofi dari Albert Einstein. Pesohor ilmu pengetahuan yang memperoleh Nobel Fisika di tahun 1921 dan penggagas teori relativitas yang terus menjadi fenomena hingga masa kini. Filosofi tersebut diperkuat dengan sebuah syair yang indah dan sangat memotivasi, yang dibuat oleh seorang murid Anderew Carnagie, dia adalah penulis buku best seller clasik yaitu NAPOLEON HILL. Adapun bunyi syairnya:
Jika kau berfikir kau kalah, kau benar kalah
Jika kau berfikir kau gentar, kau benar gentar
Jika kau ingin menang, tetapi berfikir kau tak bisa
Hampir pasti kau takkan menang
Jika kau pikir kau akan kalah, kau sudah kalah
Karena dari dunia ini kita paham
Keberhasilan diawali dengan kemauan
Semuanya bergantung pada pikiran
Jika kau berfikir kau kalah kelas, kau benar kalah
Kau harus berfikir tinggi untuk naik
Kau harus yakin akan dirimu sendiri
Sebelum kau bisa memenangkan hadiah
Pertempuran hidup tak selalu dimenangkan
Oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat
Karena cepat atau lambat, dia yang berjaya
Adalah dia yang berfikir dia bisa.

(Alkisah)
Dikisahkan, seorang ibu muda memiliki 2 orang putra. Sayangnya si putra bungsu mengalami pertumbuhan kemampuan berpikir yang lamban, tidak memiliki kecerdasan seperti sang kakak. Jadilah dia anak yang pemalu, rendah diri dan sering dilecehkan oleh teman2 di sekolahnya.  Tugas sebagai ibu merangkap tulang punggung keluarga, membuatnya kelelahan, sehingga kelambanan si bungsu pun sering menjadi sasaran kemarahan dan kejengkelannya. Kata-kata kasar, seperti: "dasar anak bodoh" dan sejenisnya seolah menjadi santapan sehari-hari buat si bungsu. Ucapan sang ibu maupun ejekan dari teman-teman, meyakinkan si bungsu bahwa dirinya anak yang menyusahkan dan memalukan keluarganya. Kekecewaan terhadap diri sendiri tercermin pada kegiatan yang dilakukan dari hari ke hari. Setiap bangun pagi, saat menatap wajah sendiri dari pantulan kaca cermin, dia memulai kegiatan dengan menyapa diri yang ada di cermin sambil berucap lirih dan sedih, "Si bodoh sedang mencuci muka", "Si bodoh mulai menyikat gigi," "Si bodoh lagi mandi," "Si bodoh berangkat ke sekolah," dan seterusnya.

Waktu terus berjalan ...
Diceritakan, sebagai warga negara dewasa, ada wajib militer yang harus dijalani. Maka, si putra bungsu ini pun mendaftar dan mulai mengikuti berbagai tes: tes kesehatan, tes kemampuan fisik, dan tes yang lain. Saat hari pengumuman, dia dipanggil menghadap ke dewan penguji.
"Ah... Aku si bodoh, bisakah lolos tes kali ini?" katanya dalam hati, sambil memasuki ruangan dengan kepala tertunduk. Sungguh tidak diduga sama sekali, hasil tesnya ternyata mendapat pujian tertinggi dari dewan penguji. "Selamat anak muda! Hasil tes Anda luar biasa!! Anda sungguh pemuda yang hebat dan berbakat." Mendapat pujian seperti itu, dia seolah tidak mempercayai telinganya sendiri. Kata-kata dewan penguji adalah penemuan sisi baru dirinya yang tidak diketahui sebelumnya. Suara itu terus bergema di pikirannya, menumbuhkan kebanggaan, memotivasi setiap sikap dan tindakannya yang mencerminkan bahwa dirinya orang hebat dan luar biasa. Mulailah siklus hariannya berubah, "Aku, orang hebat sedang mandi," "Si hebat mencuci muka," "Pemuda berbakat lagi mengosok gigi," dan seterusnya. Kepercayaan diri dan citra dirinya meningkat luar biasa. Hingga20 tahun kemudian, si bungsu membuktikan dirinya sebagai salah seorang pengusaha sukses yang disegani, dihormati, dan menerima banyak penghargaan.

Pola pikir dan keyakinan adalah kekuatan di belakang sistem sukses yang ada di dalam diri kita. Apapun yang kita bayangkan dan kita yakini terus menerus dalam benakkita, pada akhirnya akan terwujud dalam kenyataan. Itulah hukum pikiran universal yang berlaku.

Kalau kita selalu berkata: "Mana mungkin aku bisa sukses?", "Aku sulit berhasil," maka kecenderungan sikap mental seperti itu akan disusul oleh kenyataan berupa kegagalan. Sebaliknya kalau kita berkata pada diri sendiri, "Aku bisa sukses, "Aku mampu," besar kemungkinan kita akan berusaha keras dengan berbagai cara sehingga kesuksesan bisa diraih persis seperti yang diyakini dan kita pikirkan.

Jadi tepat sekali ungkapan yang mengatakan YOU ARE WHAT YOU THINK. Anda adalah seperti apa yang Anda pikirkan! Mari, miliki citra diri yang sehat! Miliki keyakinan diri yang mantap! 
(post : marlinasabil)

1 komentar: